-_-
Aduuh, Raka lagi galau nih. Makanya tiba-tiba jadi kangen maksimal sama kalian. Langsung deh pengen nulis di sini. Jadi, maaf lah kalo gaje. Hehe..
Btw, rasanya kok udah lama kita nggak ngumpul lagi.. Pada sibuk ya sekarang? Yah, wajar kok. namanya juga kelas sebelas. Kita dapet kelas baru, organisasi baru, kepanitiaan baru, urusan baru, semua-semuanya baru. Lah, sekarang kita malah udah kelas dua belas. Bakal makin banyak hal baru yang menanti di hadapan kita. Yah, apa pun itu. Nggak salah kok kalo kita mencintai hal-hal baru itu. Karena mencintai yang baru itu nggak harus melupakan cinta kita pada yang lama :)
Stay true on yourself, sobat! Dan ingatlah kalo kita semua akan selalu ada dalam ikatan kekeluargaan yang sama, Satu Dua Berjaya-nya Astonic, RAXIVENN.
Puisi Kita - Harapan
Aku bagaikan kertas kusam tak bernyawa
Yang menunggu kehidupan
Yang menantikan kedatanganmu kembali
Menanti dan terus menanti, hingga saat ini
Lalu kau datang membawa ini
Dengan senang kuterima ini
Membuat hatiku yang gelap menjadi bersinar
Memberikan seutas harapan
Harapan yang menarikku kembali ke kenyataan
Kenyataan yang begitu kuharapkan
Menjadikan hidupku memiliki arti
Tak kutemukan lagi kehampaan itu
Aku beranjak dari belenggu
Belenggu yang membuatku menunggu
Yang membuat hatiku kelabu
Dalam hilang gelap malam
Suatu hari kau kan datang padaku
Itulah hal yang sudah kutunggu
Kuingat selalu wajah manismu
Semanis lolipop di bawah sakura biru
Aku suka.
Manis..
Dan memberikan ketenangan hati
Puisi Kita - Luka
Daun berjatuhan
Angin bertiup kencang
Gemuruh memecah kesunyian
Gemercik air menghanyutkan
Badai kan datang
Yang menghembus hatiku
Menembus tajam
Setajam silet
Seperti angin yang berhembus kencang
Yang menusuk diriku dengan menyakitkan
Meninggalkan luka yang menbekas
Luka yang begitu dalam
Luka yang menggores hati ini
Membekas, tak pernah hilang
Yang takkan lekang oleh zaman
Obat apapun tak mampu menyembuhkan
Rasa sakit yang tak terobatkan
Bahkan oleh Betadine yang kubeli tadi siang
Apalagi Paramex yang baru saja kuminum
Tak mampu menghilangkan perih ini
Tapi ku yakin kau bisa menghilangkannya
Kau bagai cahaya pelita di hatiku
Walau begitu, masih ada pelita lain akan datangiku
Ini bukan akhir sebuah puisi, kasih...
Puisi Kita - Sang Juara
Kobaran api semangat membakar jiwa
Membakar jiwa, hati, dan raga
Membuatku bersemangat dalam hal apapun
Membuat diriku bergelora menghadapi masalah hidupku
Membuatku bersemangat
Kobar itu semakin membara
Membara, tak pernah mati
Bagai badai api yang berkobar di jiwa
Meghilangkan segala ketakutan yang pernah ada
Dengan segenap jiwa kukatakan..
"Hidup tak mungkin tanpa perjuangan!"
Dengan segenap hati kurasakan..
"Ah indahnya perang ini"
Perang yang tiada henti, menuntunku
Kubiarkan diriku terlena
Oleh alunan nada itu
Yang membuatku melangkah di tangga mimpi
Terjun ke dalam asa tentang menanti
Menanti yang tak pasti
Namun, semangat tak akan meredup
Semangat takkan pudar begitu saja
Walau 1001 kendala
Akan ku tempuh
Puisi Kita - Ibu
Wahai ibuku sayang
Yang selalu merindukanku
Yang selalu menyayangiku
Yang telah merawatku
Kaulah semburat cahaya di mataku
Kaulah cahaya yang selalu menerangiku
Menuntunku dengan penuh kasih
Mencintaiku selama detik berdentang
Dengan kasih sayang berlimpah
Sayang yang takkan punah
Kasih yang tak akan musnah
Berpaling dari hati ke hati
Hati yang tak menentu ini
Kembali terisi oleh bayanganmu
Bayangmu yang membuatku merasa ngilu
Harum masakanmu yang tak pernah musnahkan laparku
Goresan lekuk pensilmu yang menyayat hati
Kasih sayangmu...
Do'amu yang tiada henti
Pengabdianmu yabg tak tergantikan
Kasih sayangmu yang menyinari bagaikan matahari
Yang tat kala panas
IBU....
I love you...
Puisi Kita - Bayangan Semu
Aku semakin melayang
Dikala suaranya merdu terngiang
Seperti irama gentong di pagi buta
Langit yang mendung
Awan yang kelam
Bagaikan kelabunya hati ini
Yang mengharap cahaya di gulita
Aku pun terbang...
Menembus atmosfer yang garang
Menuju matahari yang benderang
Menikmati angin yang tenang
Dan melayang di angkasa luas
Bebas, tak ada yang menghalangi
Tak ada rantai lagi yang mengikatku
Tak ada yang menghalangi
Bebas!
Kurentangkan sayap jiwa ini
Aku merasa lega!
Bagai minum Adem Sari
Air terjun terbayang di ronggaku
Dalam lubang fullo yang gelap
Lagi-lagi kutenggelam dalam imaji
Yang tak tentu akhirnya